Ada aneka macam peninggalan kerajaan Samudra Pasai yang masih sanggup kita temui di sekitar kota Lhokseumawe dan Aceh Utara. Kerajaan yang didirikan oleh Marah Silu dengan gelar Sultan Malik as-Saleh, kesultanan ini dibangun pada tahun 1267. Namun sayangnya kerajaan Pasai pada tahun 1521 risikonya runtuh sesudah serangan dari Portugal.
Namun demikian masih ada beberapa peninggalan sejarah yang masih terawat hingga ketika ini. Bagi yang tinggal di sekitar Sumatra Utara niscaya sudah tahu apa saja peninggalan dari kerajaan ini. Tapi bagi yang belum tahu diberikut ini ialah beberapa peninggalan yang sanggup kita lihat pribadi apabila tiba ke Aceh diantaranya:
Cakra Donya
Adalah sebuah lonceng yang berbentuk stupa buatan negeri Cina pada tahun 1409 M. Ukurannya tinggi 125cm sedangkan lebarnya 75cm. Pada bab luar Cakra Donya terdapat beberapa hiasan serta simbol-simbol kombinasi karakter Cina dan Arab. Aksara Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo, sedangkan karakter Arab sudah tidak terbaca lagi.
Makam Sultan Malik Al-Shaleh
Makam ini terletak di Desa Beuringin, Kec Samudera letaknya kurang ludang keringh 17km sebelah timur kota Lhokseumawe.
Makam Sultan Muhammad Malik Al- Zahir
Malik Al-Zahir ialah putera dari Malik Al- Saleh yang memimpin Kesultanan Samudera Pasai pada tahun 1287 hingga 1326M. letak makamnya bersebelahan dengan makam ayahnya Malik Al-Saleh.
Makam Teungku Sidi Abdullah Tajul Nillah
Makam ini merupakan peninggalan dari Dinasti Abbasiyah dan dia merupakan cicit dari khalifah Al-Muntasir. Teungku Sidi mamangku jabatan Menteri Keuangan di samudra pasai. Makam terletak di Gampong Kuta Krueng, watu nisannya terbuat dari marmer dihiasi kaligrafi.
Makam Teungku Peuet Ploh Peuet
Di komplek terdapat makam 44 orang ulama dari Kesultanan Samudera Pasai yang dibunuh alasannya ialah mengharamkan ijab kabul raja dengan putri kandungnya. Makam ini terletak di Gampong Beuringen Kec Samudera. Pada nisan tersebut juga bertuliskan kaligrafi surat Ali Imran ayat 18.
Makam Ratu Al-Aqla (Nur Ilah)
Adalah puteri Sultan Muhammad Malikul Dhahir, Makam ini terletak di Gampong Meunje Tujoh Keca Matangkuli. Batu nisannya berhiasakan kaligrafi berbahasa Kawi dan Arab.
Stempel Kerajaan Samudra Pasai
Stempel ini diduga milik Sultan Muhamad Malikul Zahir oleh Tim peneliti Sejarah Kerajaan Islam. Di temukan Desa Kuta Krueng, Kec Samudera, Kabupaten Aceh Utara. Saat ditemukan stempel dalam keadaan patah pada bab gagangnya.
Naskah Surat Sultan Zainal Abidin
Adalah surat goresan pena Sultan Zainal Abidin pada tahun 923H atau 1518M, naskah atau surat ini ditujukan kepada Kapitan Moran.
Namun demikian masih ada beberapa peninggalan sejarah yang masih terawat hingga ketika ini. Bagi yang tinggal di sekitar Sumatra Utara niscaya sudah tahu apa saja peninggalan dari kerajaan ini. Tapi bagi yang belum tahu diberikut ini ialah beberapa peninggalan yang sanggup kita lihat pribadi apabila tiba ke Aceh diantaranya:
Cakra Donya
Adalah sebuah lonceng yang berbentuk stupa buatan negeri Cina pada tahun 1409 M. Ukurannya tinggi 125cm sedangkan lebarnya 75cm. Pada bab luar Cakra Donya terdapat beberapa hiasan serta simbol-simbol kombinasi karakter Cina dan Arab. Aksara Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo, sedangkan karakter Arab sudah tidak terbaca lagi.
Makam Sultan Malik Al-Shaleh
Makam ini terletak di Desa Beuringin, Kec Samudera letaknya kurang ludang keringh 17km sebelah timur kota Lhokseumawe.
Makam Sultan Muhammad Malik Al- Zahir
Malik Al-Zahir ialah putera dari Malik Al- Saleh yang memimpin Kesultanan Samudera Pasai pada tahun 1287 hingga 1326M. letak makamnya bersebelahan dengan makam ayahnya Malik Al-Saleh.
Makam Teungku Sidi Abdullah Tajul Nillah
Makam ini merupakan peninggalan dari Dinasti Abbasiyah dan dia merupakan cicit dari khalifah Al-Muntasir. Teungku Sidi mamangku jabatan Menteri Keuangan di samudra pasai. Makam terletak di Gampong Kuta Krueng, watu nisannya terbuat dari marmer dihiasi kaligrafi.
Makam Teungku Peuet Ploh Peuet
Di komplek terdapat makam 44 orang ulama dari Kesultanan Samudera Pasai yang dibunuh alasannya ialah mengharamkan ijab kabul raja dengan putri kandungnya. Makam ini terletak di Gampong Beuringen Kec Samudera. Pada nisan tersebut juga bertuliskan kaligrafi surat Ali Imran ayat 18.
Makam Ratu Al-Aqla (Nur Ilah)
Adalah puteri Sultan Muhammad Malikul Dhahir, Makam ini terletak di Gampong Meunje Tujoh Keca Matangkuli. Batu nisannya berhiasakan kaligrafi berbahasa Kawi dan Arab.
Stempel Kerajaan Samudra Pasai
Stempel ini diduga milik Sultan Muhamad Malikul Zahir oleh Tim peneliti Sejarah Kerajaan Islam. Di temukan Desa Kuta Krueng, Kec Samudera, Kabupaten Aceh Utara. Saat ditemukan stempel dalam keadaan patah pada bab gagangnya.
Naskah Surat Sultan Zainal Abidin
Adalah surat goresan pena Sultan Zainal Abidin pada tahun 923H atau 1518M, naskah atau surat ini ditujukan kepada Kapitan Moran.
Advertisement